Demam Pokemon Go

DEMAM POKEMON GO -- Game Pokemon Go menjadi fenomena yang cukup ramai menjadi perbincangan. Tidak hanya diperbincangkan , Game Pokemon Go juga dimainkan mulai dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa. Perburuan besar-besaran Pokemon Go tidak hanya berlangsung di Jakarta, tetapi juga kota-kota besar lainnya di Indonesia. Mereka bukanlah memburu hewan seperti kelinci, burung, ataupun rusa, melainkan Rattata, Bulbasaur, dan Spearow. Ketiganya adalah karakter virtual dari aplikasi smartphone bernama Pokemon Go yang dikembangkan Niantic, startup binaan Google yang menjadi entitas independen pada 2015.

Game  Pokemon merupakan satu waralaba media yang dimiliki Nintendo, sekaligus permainan video game tersukses kedua di dunia setelah serial Mario. Begitu Pokemon Go dirilis di Australia, Selandia Baru, dan Amerika awal bulan ini, respons pengguna ternyata luar biasa. Permainan tersebut menjadi aplikasi mobile paling viral sepanjang masa. Pengguna harian Pokemon Go sudah melebihi Twitter.

Pemain lebih lama menggunakan aplikasi tersebut dibandingkan Facebook. Saat itu rata-rata volume percakapan mengenai Pokemon Go di dunia maya meningkat 2.897% dibandingkan Januari-Mei. Angkanya terus naik dari waktu ke waktu. Bahkan, server Pokemon Go tidak dapat diakses setelah Niantic merilis permainan tersebut ke 26 negara baru di Eropa pada Sabtu (16/7) silam. Pokemon semakin mendunia.

Di Indonesia, pemain mengunduh aplikasi game ini melalui APK (Android application package) yang disebar di berbagai situs. Lalu, mereka mendatangi taman, masjid, gereja, serta museum untuk mencari Pokemon dan mengadunya di ”Gym” yang muncul di berbagai landmark kota. Maka itu, dampak Pokemon Go pun segera dirasakan masyarakat umum, termasuk mereka yang tidak ikut memainkannya. Komentar, status, meme membanjiri media sosialseperti Path dan Facebook.

Hal ini menjadikan permainan ini menarik karena merupakan sebuah kombinasi yang menyenangkan, melibatkan teknologi dan aktivitas fisik. Tentu saja, berjalan dengan mata menatap layar memang mengundang risiko. Gara-gara bermain Pokemon Go, ponsel milik Niko Radityo hampir dijambret pria yang menggunakan sepeda motor. ”Untung Niko memegangnya cukup erat sehingga gagal,” ungkap Ratna Dewi, sang istri.

Keduanya memang sedang mencari Pokemon Go di jalan pinggiran Karet menuju Mal Ambasador pada pukul 7 malam,” tulis Ratna di laman Facebook-nya. ”Sepertinya kami memang sudah diincar. Kami juga sepakat untuk tidak hunting (berburu Pokemon) di pinggir jalan lagi dan memilih kawasan yang relatif aman,” ujarnya sembari mengimbau pemain Pokemon Go lainnya untuk lebih mawas diri.

Sebelumnya, Ratna pernah berburu Pokemon hingga hampir tengah malam di Bandung. Adi Susanto, salah satu penggemar Pokemon Go asal Jawa Timur, mengaku punya pengalaman mendebarkan saat berburu Pokemon langka yang berada di jalan raya Surabaya-Perak. Saat mau menangkap Pokemon, ternyata ada bus yang melintas. Beruntung Adi bisa menghindar. ”Kemarin nyaris ketabrak Bus Restu. Gara-gara di tengah jalan ada Pokemon yang memiliki CP sangat tinggi,” kata Adi yang meminta kepada penggemar Pokemon untuk berhati-hati agar terhindar dari bahaya.


0 Response to " Demam Pokemon Go "

Post a Comment