Dugaan Air Asia mendarat darurat di laut kemudian mendapat terjangan ombak dan gelombang laut yang cukup besar. Dugaan itu muncul terkait dengan tidak aktifnya sinyal darurat dari kotak hitam pesawat, yang mengindikasikan bahwa pesawat mungkin berhasil melakukan pendaratan darurat. Demikian pendapat pakar penerbangan yang dikutip Daily Mail, Kamis, 1 Januari 2015.
Dugaan akan kemungkinan Air Asia Mendarat darurat di Laut ini dikuatkan dengan alasan bahwa ELT (Emergency Locater Transmitter) yang tidak bekerja. "ELT (emergency locater transmitter) akan bekerja saat terjadi benturan, apakah itu di darat, laut atau gunung. Analisa saya itu tidak bekerja, karena tidak ada benturan keras saat pendaratan," kata Dudi Sudibyo, editor senior majalah penerbangan Angkasa.
Menurutnya kapten pilot Iriyanto mungkin berhasil mendaratkan pesawat Airbus 320 dengan baik di permukaan laut, saat pesawat berhadapan dengan badai besar, dan menara kontrol tidak mengizinkan pesawat menambah ketinggian.
Sementara pakar penerbangan lain mengklaim pesawat menambah ketinggian dengan sangat cepat, lalu jatuh menukik ke laut. Namun kesimpulan dari berbagai teori berbeda, adalah pesawat terperangkap dalam cuaca yang sangat ekstrim.
Hal itu mempersulit pilot untuk melakukan sesuatu, untuk menyelamatkan pesawat dan 162 orang di dalamnya. Merujuk pada bocoran dari tim penyelidik, analis penerbangan Gerry Soejatman mengatakan gerak pesawat berbatasan dengan tepi logika.
Menurut Soejatman, pesawat menambah ketinggian terbang dengan kecepatan yang hampir mustahil dicapai, lalu jatuh menukik seperti sepotong benda metal yang dilempar ke bawah. "Itu sangat sulit dipahami," katanya.
Nah kemungkinan pasti apakah Air Asia mendarat darurat di Laut atau tidak memang tergantung pada hasil analisa Blackbox nantinya.
0 Response to " Apakah Air Asia Mendarat Darurat Di Laut? "
Post a Comment