Meski menyatakan ada aktor intelektual dibalik kerussuhan di Tolikara, Badrodin belum bisa memastikan apakah ada keterlibatan pihak asing atau tidak. Namun yang pasti menurut Badrodin dalam peristiwa itu memang ada beberapa orang asing di luar Wilayah Tolikara berada di lokasi.
Sampai saat ini Kepolisian masin melakukan pencarian dan penelusuran terhadap aktor intelektual yang melakukan setting terhadap peristiwa kerusuhan di Tolikara. Sampa sejauh ini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka. Hanya saja sudah dilakukan pemeriksaan terhadap 21 orang saksi. Dari 21 saksi kerusuhan Tolikara tersebut termasuk jiuga dua pendeta.
Seperti sudah banyak diberitakan , Ihwal dari peristiwa kerusuhan Tolikara tersebut adalah saat ada sekelompok orang yang diduga jemaat Gereja Injili di Indonesia (GIDI) mendatangi Mushala Baitul Mustaqin di Tolikara, Papua, saat umat Islam menggelar shalat Idul Fitri, Jumat (17/7/2015) pagi.
Konon sekelompok orang ini melakukan protes lantaran pengeras suara yang digunakan dalam shalat Idul Fitri itu mengganggu acara yang juga tengah digelar umat GIDI. Namun situasi menjadi kacau saat ada provokasi sehingga massa menjadi tidak terkendali. Meski petugas keamanaan sudah meminta massa untuk pergi dari lingkungan mushola.
Namun warga yang marah tidak mengindahkan permintaan polisi. Pukul 07.05 WIT massa mulai melempari mushala dengan menggunakan batu. Selanjutnya, pada pukul 07.10 WIT massa merusak lalu membakar kios dan masjid. Setelah tembakan peringatan tak diindahkan, barulah polisi melepaskan tembakan ke arah tanah. Di tengah kekacauan ini diketahui seorang remaja meninggal dunia akibat terkena tembakan. Sementara 11 orang lain mengalami luka-luka, sebagian besar di antaranya mengalami luka tembak.
0 Response to " Ada Aktor Intelektual Di Balik Kerusuhan Tolikara "
Post a Comment